MAJENE – Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Disdikpora Kabupaten Majene, Ariansyah angkat bicara terkait adanya sorotan proses keikutsertaan tim Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Sulawesi Barat ke IX Tahun 2024 yang berlangsung di Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.
“Ini perlu diluruskan karena sejauh yang kami tau semuanya sudah berjalan dengan baik. Kami tidak pernah merasa “meradang” mengenai ketersediaan anggaran dalam keikutsertaan Majene mengikuti event Popda. Mungkin karena tahun politik maka ada saja pihak tertentu yang melebih-lebihkan narasinya yang seolah-olah kegiatan itu gagal,” kata Ariansyah yang juga Ketua Kontingen Popda Majene kepada sejumlah wartawan di Majene, Sabtu, 22/6/2024.
Ariansyah menyebutkan bahwa seluruh kontingen yang dilibatkan mulai dari tim medias, official, pelatih dan atlet Popda dari berbagai cabang olahraga telah diberikan perhatian yang memadai sesuai tingkat kemampuan anggaran yang digunakan
“Semua atlit, pelatih, official bahkan panitia yang terdata di kami maka hal itu semua telah mendapatkan baju defile. Kecualia jika ada tambahan orang yang memang tidak disepakati pada saat rapat, maka tentu mereka tidak kami siapkan baju defile,” ucapnya lagi.
Memang khusus untuk baju bertanding kata dia, maka panitia tidak menyiapkan karena keterbatasan dana yang ada, dimana Disdikpora telah mengusul ke bidang anggaran sekitar 500 juta termasuk pengadaaan baju tanding, tapi yang di ACC kurang dari itu. Namun usulan kami tanpa sepengetahuan pak bupati karena kami tidak pernah menyampaikan usulan kebutuhan dana ini ke pak bupati apalagi membuat proposal seperti yang diberitakan oleh salah satu media online tersebut.
Ariansyah juga menguraikan terkait penginapan tim Popda Majene saat berada di Mamuju Tengah. “Saya bisa jamin bahwa tempat penginapan kontingen Majene termasuk lebih bagus dibanding kontingen lain. Kontingen kabupaten lain malah ada cabornya justeru tinggal di salah satu perumahan baru yang belum rampung 100% yang posisinya jauh dari kota Topoyo. Bahkan mereka (Kontingen Luar Majene.red) malah nginap di ruko satu lantai yang ukuran kecil dan dihuni puluhan orang dan berdesak-desakan,” urainya
Memang Ariansyah tetap mengakui jika cabor dari kontingen Majene ada yang tinggal di rumah masyarakat. Tetapi kondisi rumah itu lebih luas dan layak karena ditopang fasilitas yang cukup memadai seperti dapur dan peralatannya. Tempat hunian itu adalah rumah salah satu anggota DPRD Mateng yang tidak ditempati.
Alasan kenapa panitia menyiapkan rumah untuk dijadikan pondokan cabor kata dia, karena pada saat itu juga hampir seluruh penginapan yang dekat dari kota telah dibooking oleh cabor kontingen lain, sehingga alternatifnya adalah menyewa rumah yang lebih layak. Tapi yang perlu digaris bawahi bahwa tidak hanya kontingen POPDA Majene saja, namun hal serupa bagi kontingen PORPROV saja banyak yang tinggal di rumah warga. Hampir semua kontingen banyak yang tinggal di rumah, yang mau saya jelaskan adalah bahwa nginap dirumah warga itu hal yang biasa bagi atlit PORPROV maupun POPDA sepanjang kondisi hunian itu layak huni.
Demikian pula untuk transportasi, kontingen Majene juga bisa dikatakan cukup bagus, karena ada beberapa kontingen lain yang pake pick up datang. Sedangkan Majene masih menggunakan bus, mobil avanza, dan mobil jenis lainnya tapi bukan pick up.
Terkait proses ketersediaan anggaran kata dia, memang tidak sesuai dengan nilai yang diusulkan, tetapi usulan Disdikpora Majene tidak dalam bentuk proposal seperti yang diberitakan.
” Sekali lagi, usulan kami tidak melalui atau sepengetahuan pak bupati, tapi bidang pemuda dan olahraga mengusul sesuai tahapan penganggaran yaitu melalui sub perencaan di dinas, kemudian sub perencanaan mengusul ke Bapeda dan diteruskan ke bidang anggaran, kemudian Badan Keuangan dan Aset Daerah melalui bidang anggaran yang menetapkan berapa jumlah yang akan di ACC utk diberikan ke dinas untuk penganggaran POPDA.
Adapun rincian pembiayaan yang dianggarkan di tahun 2024 itu peruntukannya adalah baju defile, penginapan, jomsumsi, transportasi, Obat-Obatan, SPPD, Honor Pelatih dan ATK. Sedangkan yang tidak kami anggarkan yaitu baju tanding, uang saku dan bonus.
“Jadi pak Bupati sama sekali tak mengetahui besaran usulan penganggaran Popda tahun 2024. Yang akan kami koordinasikan kehadapan pak Bupati setelah pelaksanaan kegiatan Popda ini adalah menyangkut pemberian bonus kepada atlet berprestasi sebagai bentuk apresiasi pemerintah daerah terhadap pembinaan olahraga di Kabupaten Majene.(*)