Sebanyak 169 Mahasiswa KKN UNM Tiba di Kabupaten Majene

Gambar: Kuliah Kerja Nyata {KKN} Mahasiwa Universitas Negeri Makassar

MAJENE ─ Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) telah menjadi bagian aktivitas pendidikan sekaligus pengabdian kepada masyarakat, juga menjadi laboratorium pembelajaran bagi mahsiswa yang akan memasuki masa akhir kuliah di kehidupan di tengah-tengah masyarakat.

Selain itu, dengan KKN, mahasiswa Mendayagunakan potensi sumber daya yang ada untuk pembangunan di desa. Melalui program kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) akan memperoleh: a. Bantuan sumber daya dalam menggali potensi masyarakat dari berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. b. Memperoleh sumber daya manusia dalam mempercepat pembangunan.

KKN dari Universitas Negeri Makassar (UNM), Makassar, yang kini tiba di kabupaten Majene, Sulawesi Barat, sebanyak 169 mahasiswa yang akan menempati desa dan kelurahan di 8 kecamatan di Majene. Mereka diterima langsung oleh wakil bupati Majene, Aris Munandar Kalma, S.STP. MM, di kantor Sekretariat Daerah (Setda) Majene, Jum’at (3/3/2023).

Baca Juga:   Puskesmas Totoli Mendapatkan Penghargaan Ombudsman RI

Berdasarkan data yang diperoleh, Mahasiswa KKN UNM lewat jalur KKN Reguler Angkatan XLVIII sebanyak 135 mahasiswa yang menyebar (posko) di sejumlah desa dan Kelurahan, sedangkan jalur KKN terpadu Angkatan XXVI sebanyak 34 mahasiswa menyebar di sejumlah sekolah, baik di tingkat SD, SMP, maupun di SMA di MAjene. Keseluruhan KKN UNM ini berjumlah 169 mahasiswa.

Baca Juga:   Upaya Pencegahan DBD, Kadinkes Majene Imbau PKM Lakukan Langkah Preventif

Salah satu pembimbing KKN UNM, Dr. Ilham Kamaruddin, S.Pd, M.Pd, mengatakan KKN tersebut ada dua bentuk, yaitu KKN Reguler dan KKN terpadu. KKN Reguler itu terdiri dari mahasiswa non kependidikan yang namanya unggulan, sementara KKN terpadu dari mahasiswa jurusan kependidikan.

“Jurusan Pendidikan ini, mereka KKN sekaligus PPL selama tiga bulan,” kata Ilham, saat menunggu jemputan dari para kepala desa dan Lurah untuk membawa mahasiswa KKN UNM ke Posko masing-masing.

Program KKN yang akan dilaksanakan oleh para mahasiswa tersebut, lanjut Ilham, sesuai dengan kebutuhan stakeholder (semua pihak dalam masyarakat, termasuk individu atau kelompok yang memiliki kepentingan; juga pemerintah, red) yang bisa berkolaborasi.

Baca Juga:   BREAKING NEWS: Mahasiswi Unsulbar Raih Penghargaan Mendagri

“Karena kolaborasi dalam KKN itu untuk bersinergi dengan pemerintah,  yang ada di tempat masing-masing, baik itu sekolah maupun di desa masing-masing di lokasi KKN,” ujarnya.

Ilham mengatakan, Ketika ada program kerja (KKN) tidak boleh tumpang tindih dengan program kerjanya desa (pemerintahan Desa/kelurahan, red) maupun program kerja yang ada di sekolah.

“Harus selalu bersinergi,” Pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *